Monday, March 24, 2008

@ PEYEK TERI VS GIGI PALSU @







Minggu itu, ganong dan aku kirim paket lewat TIKI di Tinhau.
Kebetulan teman-teman kami juga banyak yang ikutan kesana, sekalian jalan- jalan, mumpung hari masih pagi.
Dalam perjalanan kesana, tak terlewatkan senda gurau yang menghidupkan semangat n suasana di hari liburku yang hanya 2x sebulan kunikmati.
"Eh... ndul, gimana dengan gigimu kemarin ?", kata ganong sambil matanya memelototi mukaku.
"Copotan, rapenak blasss !!!", jawabku sambil manyun.
Minggu yang lalu, aku mencabut gigi depanku yang berlubang, sebenarnya nggak begitu lebar lubangnya, tapi warna n baunya yang bikin aku minder kalau mau ngobrol ama orang lain.
Lewat informasi teman, aku menemukan tukang gigi yang murah.
Dan kebetulan Dokternya orang Indonesia (cina blasteran), memang sudah tua dan telah pensiun, makanya kerjanya asal-asalan dan hasilnya ???!!!.
Alhasil..., sudah sebelahnya retak, eh gigi palsunya jg nggak pas, mengganggu sekali kalau dipakai mengunyah, apalagi makan yang keras, yah payahh.
Setiba ditempat penampungan barang, kami bergegas mengecek semua barang yang telah diambil dihari bukan minggu, kemarin lusanya.
"Nong..., utk ngepasin timbangan, gimana kalau kita isi dengan jelly aja?", kataku pada Ganong,adik ku.
"Karepmu...!!", jwb Ganong ketika itu malas-malasan.
"Eh, kalau kamu kirim jelly, aku juga achh, buat Yudha, biar nggak rebutan ama anak- anakmu", lanjutnya.
"Ganong dah selesai, nih ambil bon nya, bayar ke kasir !!!", teriak tukang timbang sambil menunjuk kearah Bu TIKI.
Ganong bergegas mengambil nota pembayaran, lalu kami beriring menuju meja kasier.
"Hai Nong, Ndul, dimeja ada peyek teri ama kacang goreng dari Indonesia asli looo, coba kalian cicipi, enak bener, lain dengan yang ada disini", kata ibu TIKI yang memang sudah akrab dengan kami, karena kami telah berlangganan kirim barang di tempatnya.
Tanpa sungkan, kami langsung menyerbu hidangan yang mengganggu aktifitas perut dan pandangan mataku, karna memang belum sarapan sedari berangkat pagi tadi dan yang terpenting, peyek terinya ueeyyy, senenganku booo... !!!.
Sambil makan, kami ngobrol ngalor ngidul, sambil menunggu giliran dipanggil utk bayar ongkos travel.
Disaat enak-enaknya makan peyek, aku menjerit tertahan, "sshtt...achhh, aduh!!!", sambil tanganku mendekap mulut, menahan ngilu.
"kenapa mbak ???" tanya temanku serempak.
"Ndul, ndelok untumu sing anyar, rasane piye???", tanya Ganong sambil kembali memelototi mukaku, kali ini tanganya ikut bergerak mendongakan daguku.
Aku menepis tanganya, sambil mringis agar bisa terlihat gigi palsuku yang dimaksudkan dan aku menunggu reaksinya ???.
"Apik nuh, raketoro nek palsu, yo rek, delok en tah... yoo".
Serempak mereka ikut memperhatikan gigiku, termasuk Bu TIKI yang saat itu lagi sibuk dengan kalkulatornya dengan irama tat tit tut tet tot tet tet tet tsb.
"Iyoo lho mbak, apik kok, rakethok nek pasangan", celetuk temanku menimpali
'Tapi rapenak nek ngge mangan??!", sahutku sambil merutuk jengkel.
"Opo maneh nek mangan sing atos koyo ngene iki", kataku sambil tanganku mengambil kacang dan memasukanya kemulutku.
"Sara ngene iki" gerutuku nggedumel pegel.
"Copoten ae nuh nek pe mangan" teriak Ganong, ketika melihat aku gayul-gayul memamah kacang, merasa kasihan.
Tanpa pikir lagi, tanganku langsung menarik gigi palsuku, lalu kutaruh di atas meja agak pojok biar enggak hilang maksudku.....
Kami melanjutkan makan kacang n peyek teri kesukaanku, yang memang enak rasanya khas Indonesia.
"Ganooooooooong !!!", panggil bu.kasir sambil mendekat kearah meja kami..
"Berapa bu,semuanya" tanya Ganong ketika bu kasir duduk dihadapan kami.
"$1.750 , gimana peyeknya, enakan, kandani kok", kata Bu TIKI sambil tersenyum melihat kami yang masih gayem gayem menikmati peyek terinya.
"Semua sudah beres, sekarang kita kemana ?", tanya Ganong sambil memandangiku.
"Kita kembali ke Victory nuh", jawabku sambil berdiri nyangklong tas ransel bututku.
Setiba di lapangan, kami menari bersama, menyanyi, bercanda ria sampai mengundang tawa cekakaan, huahahahahaha...
Ya ampun, ramainya melebihi pasar ayam dan pasar burung di Malang.
Ketika tawaku tak bisa tertahankan, maka spontan mulutku terbuka lebar-lebar, hu a ha ha ha ha ha...!!!.
Tiba-tiba, Ganong seperti terperanjat, dan langsung menghentikan tawanya?!.
Tanganya menunjuk pas kemulutku, sambil ndomblong ia bertanya "lho, lha untumu nandi ndul...????!!" tanyanya seperti kebingungan bercampur heran.
"Wuach, jangan-jangan ikut tertelan ketika makan peyek tadi mbak", jawab temanku sambil memasang wajah kebingungan.
Kontan semuanya diam sambil memandangiku, bertanya tanya ???!!.
Saat itu juga aku terperanjat kaget, ingat sesuatu.
"Hah...???!!!!!, keri nuh nek meja kana maeng campur peyek n kacang goreng", jawabku sambil jingkrak jingkrak memukuli kepalaku sendiri.
Seketika terdengar suara, ggrrr..., semua yg mengelilingiku tertawa ngakak tanpa mempedulikan aku yang plonga-plongo, tolah-toleh, menunggu bantuan.
Mereka disibukan dengan tawanya sendiri, sebelah tangan menunjuk kearahku, sebelahnya lagi memegang perut, bahkan ada yang sampai nangis terguling dirumput melihatku ndomblong, kebingungan.
Dengan wajah panik, aku berlari kembali ke Tinhau, utk mengambil kembali gigi palsuku.
Tapi apa lajur, setibanya disana... ?.

" Nggak ada gigi kok???", kata bapak yang ada disana.
"Ibu juga nggak melihatnya ?",jwb Bu TIKI sambil mengangkat kedua bahunya.
"Memangnya kamu taruh dimana?",tanya ibu TIKI.

"Disini, jawabku sambil menunjuk pojok meja yang tadi kami tempati".
Tapi mataku hanya melihat meja yang tadi penuh bungkus peyek dan kacang, sekarang sudah bersih dan rapi.

" Wuachhh paling kesapu...!!!", teriak bapak yang tadi membantu ngepak barang, sambil merentangkan kedua tanganya, tanpa dosa.
Aku langsung lemes, nggak berani buka mulut, malu kelihatan ompong...
Dasar apes, gara-gara peyek teri, gigi palsuku keri dan akhirnya aku ngeri ingat terowongan ketika aku tertawa membuka mulut...hihihihihihihi... ngowos boz.

@ CERCU @

By. Gundul Malank.

No comments: